
Mahasiswa STISS Ikuti Praktikum Falak: Rihlah Ilmiah ke Semarang, Jogja, dan Solo
STIS Subulussalam – Akhir tahun 2022 menjadi momen indah bagi mahasiswa semester V. Pasalnya, selama 4 hari (26 – 30 Desember 2022) rombongan dari STIS Subulussalam yang terdiri dari 26 orang mahasiswa semester V dengan didampingi 7 orang dosen mengikuti kegiatan Rihlah Ilmiah, kunjungan ke tiga kota, Semarang, Yogyakarta, dan Solo.
Kunjungan ini dilakukan sebagai bagian dari tugas mata kuliah Praktikum Falak yang diampu oleh Drs. H. Afiful Ihwan, M.Pd.I dan Muhamad Rois, S.H, dimana mahasiswa yang telah mengikuti Praktikum Falak Jilid I berupa pengukuran arah kiblat menggunakan Digital Theodolite, wajib mengikuti Praktikum Falak Jilid II berupa Rihlah Ilmiah, yaitu kunjungan ke Planetarium dan Observatorium yang ada di tiga kota, Semarang, Yogyakarta, dan Solo.
Sebelum menuju lokasi, para mahasiswa mendapatkan pembekalan dari dosen pembimbing di ruang rapat utama gedung BLKK Subulussalam.
Ketua STIS Subulussalam, Drs. H. Afiful Ihwan, M.Pd.I yang bertindak sebagai dosen pembimbing Praktikum Falak menjelaskan bahwa observasi kali ini fokus pada pengamatan benda-benda langit.
“Praktikum ini terfokus pada kajian teori peragaan simulasi susunan bintang dan benda-benda langit”. Terang Muhamad Rois, S.H selaku asisten dosen mata kuliah Praktikum Falak dalam sambutannya saat kegiatan pembekalan.
Muhamad Rois juga menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut setelah mahasiswa memperoleh teori di dalam kelas.
“Tujuan praktikum diantaranya: pertama, tata letak perbedaan benda langit, beserta dengan fungsinya. melalui pengamatan di Pelanetarium. Kedua, melatih mahasiswa untuk mengenal hilal awal bulan, dengan mengetahui letak azimuth dan ketinggian bulan, serta mengetahui ketebalan cahaya (illuminasi) bulan. Dan ketiga, mengenalkan dan mempraktikkan kepada mahasiswa penggunaan alat observasi hilal: theodolit, teropong, dan mata telanjang”, terangnya.
Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo Semarang
Tiba di depan gedung Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo Semarang yang beralamatkan di Jl. Walisongo No.3-5, Tambakaji, Kec. Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah 50185 pada hari Selasa (27/12) sekitar pukul 11.28 WIB, rombongan disambut oleh pengelola Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo Semarang.
Setelah menyelesaikan administrasi, rombongan dipersilahkan oleh pengelola untuk memasuki gedung observatorium dan naik ke lantai 4. Observatorium UIN Walisongo Semarang dilengkapi alat-alat seperti teleskop, teropong bintang, dan peralatan-peralatan lainnya untuk keperluan pengamatan dan penelitian ilmiah tentang bintang-bintang dan sebagainya. Kurang lebih 30 menit, rombongan mendapatkan penjelasan tentang penggunaan teleskop dan teropong bintang, dan untuk selanjutnya rombongan dipersilahkan untuk mengamati matahari, bulan, dan benda-benda langit lainnya secara langsung dan dengan menggunakan teleskop atau teropong bintang.
Setelah puas mengamati matahari, bulan, dan benda-benda langit lainnya, rombongan dipersilahkan memasuki gedung planetarium. Planetarium UIN Walisongo Semarang yang diklaim sebagai planetarium universitas terbesar ketiga di dunia ini memiliki beberapa fasilitas teknologi digital terbaik atau digistar 6. Planetarium ini memiliki diameter yang mencapai 18 meter. Gedung planetarium juga dilengkapi dengan digital projector dengan kualitas 4K dan screen dome memakai teknologi nano same. Kualitas Sound surround juga sudah 4.0 dolby surround dengan kapasitas kursi penonton mencapai 190 orang.
Di dalam gedung planetarium, Dr. Ahmad Syifaul Anam, S.H.I, M.H selaku kepala Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo Semarang menyampaikan materi tentang astronomi dan ilmu falak. Sambil mendengarkan penjelasan, rombongan dimanjakan dengan melihat dan menyaksikan galaksi dan sistem tata surya yang ditampilkan di langit-langit gedung planetarium yang berbentuk kubah yang berfungsi sebagai layar projector, sehingga seolah melihat secara langsung.
Planetarium Taman Pintar Yogyakarta
Sebelum ke Planetarium Taman Pintar Yogyakarta, rombongan singgah dulu di Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Rombongan bermalam di pondok pesantren dan paginya diadakan sarasehan dan ramah tamah dengan pengasuh pondok pesantren dan keluarga ndalem.
Sekitar pukul 09.00 WIB, rombongan menuju ke Planetarium Taman Pintar Yogyakarta yang beralamatkan di Jl. Panembahan Senopati No.1-3, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55122.
Planetarium Taman Pintar Yogyakarta memiliki keistimewaan yaitu penggunaan proyektor digital untuk memperagakan benda-benda langit, dalm setiap pertunjukan menampilkan simulasi suasana langit kota Yogyakarta pada malam hari beserta berbagai macam benda angkasa dan susunan bintang yang tampak pada saat itu. Pertunjukan dilanjutkan dengan pemutaran film tentang perjalanan manusia di Bulan. Semua diproyeksikan pada media kubah berbentuk setengah lingkaran, dilengkapi dengan kursi penonton bersandaran yang bisa direbahkan, sehingga seluruh pertunjukan bisa dinikmati dengan nyaman.
Observatorium Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalam Solo
Selesai dari kegiatan di Yogyakarta, rombongan menuju Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam yang beralamatkan di Jl. Garuda Mas, Mendungan, Pabelan, Kec. Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57102. Tiba di depan gerbang PPMI Assalam pada hari Rabu (28/12) sekitar pukul 16.20 WIB, rombongan disambut oleh Ustadz Lutfi selaku humas yang sudah menunggu sejak pukul 14.00 WIB.
Selanjutnya, rombongan dipersilahkan memasuki ruang galeri. di ruangan ini, rombongan mendapatkan kuliah ilmu falak oleh Kepala Pusat Astronomi Assalaam, ustadz AR Sugeng Riadi yang menjabarkan empat materi inti ilmu falak, yaitu pengukuran arah kiblat, penentuan waktu shalat, penetapan taqwim (kalender hijriyah), dan penghitungan terjadinya gerhana.
Usai mendengarkan materi ilmu falak, rombongan dipersilahkan melihat karya para santri, seperti miniatur matahari dan planet. Kemudian rombongan menuju Anjungan di lantai 6 dan Dome CASA di lantai ke-7 melihat cara kerja teleskop utama, dipandu ustadz Purnomo dan ustadzah Ratna.
Selama kegiatan berlangsung, mahasiswa antusias mengikuti petunjuk dosen pembimbing. Terutama saat bergiliran menggunakan teleskop dan teropong bintang satu persatu. Mereka menganggap bahwa kegiatan tersebut merupakan langkah menuju impiannya agar kelak bisa berkontribusi lebih luas. Terutama terlibat dalam sidang itsbat di Indonesia dalam menetapkan awal bulan Hijriyah.
by HM
Luar biasa, semoga ke depan STISS bisa memiliki planetarium dan observatorium sendiri dan menjadi pusat falakiyah di OKU Timur dan Sumsel.